PERBEDAAN AKRUAL BASIS DAN KAS BASIS
Accrual Basis adalah pengeluaran dan biaya-biaya yang diakui dan dibukukan pada periode tersebut berdasarkan pembayaran tunai serta pengeluaran/ penerimaan tidak tunai yang jatuh tempo pada periode tersebut. Contoh komponen biaya pada accrual basis misalnya biaya penyusutan, biaya sewa, biaya dibayar di muka, biaya yang sudah jatuh tempo tapi pembayarannya belum diterima.
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) Board (IFAC, 2003: halaman 7) memberikan kesimpulan tentang beberapa keuntungan dari penerapan basis akrual dalam akuntansi dan penyusunan laporan keuangan di sektor publik, yaitu:
·         Basis akrual dapat menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai kegiatannya dan memenuhi kebutuhan kasnya
·         Basis akrual memungkinkan pembaca laporan keuangan mengevaluasi kemampuan pemerintah untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban dan komitmen-komitmennya
·         Akuntansi berbasis akrual menunjukkan posisi keuangan/kekayaan pemerintah dan perubahan atas posisi keuangan tersebut.
·         Memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan mengelola sumber daya yang dimiliki
·         Berguna dalam melakukan evaluasi atas kinerja pemerintah melalui service cost, efisiensi, dan pencapaian kinerja
Cash Basis adalah sistem pembukuan, dimana seluruh pengeluaran dan biaya-biaya diakui sebagai pengeluaran dan biaya-biaya pada periode tersebut berdasarkan realitas pembayaran tunai. Sehingga segala pengeluaran dan biaya-biaya serta penerimaan yang sudah diterima tunainya sajalah yang akan dimasukkan dalam perhitungan cash basis.
·         Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika cash diterima sedangkan beban diakui pada saat cash dibayarkan, artinya perusahaan mencatat beban didalam transaksi jurnal entry ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan dan pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima.
·         Didalam metode cash basis beban tidak diakui sampai uang dibayarkan walaupun beban terjadi terjadi pada bulan itu. Demikian juga dengan pendapatan, tidak diakui sampai dengan uang diterima. Sehingga metode cash basis tidak mencerminkan besarnya uang yang ada sebenarnya
Pengakuan keuntungan secara cash basis biasanya banyak digunakan oleh bisnis atau perusahaan berskala kecil, dengan pertimbangan kemudahan dalam perhitungan dan kepraktisannya. Walaupun demikian, pengakuan keuntungan berdasarkan accrual basis ini bukan berarti jauh lebih sulit, namun memang membutuhkan keahlian dan pengalaman dari yang menyusunnya, karena perhitungannya juga lebih rumit dan lebih banyak komponen biaya yang dihitung, namun hasilnya lebih akurat. Dengan demikian, accrual basis lebih banyak digunakan oleh bisnis atau perusahaan berskala menengah dan besar, yang lebih membutuhkan hasil pengakuan keuntungan yang lebih komprehensif, sebagai dasar perencanaan strategi perusahaan di masa datang.


BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Gambaran Umum Perusahaan
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudi, S.H., Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964, Tambahan No. 567. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX: HMSP) adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari AS, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi industri dan perdagangan serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.
Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatscapij Sampoerna. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat yang berlokasi di jl. Rungkut Industri Raya di Surabaya, Pandaan, Malang, dan Kerawang. Perusahaan juga mempunyai kantor korporasi di Jakarta. Pada akhir tahun 2007, jumlah karyawan PT HM Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan mencapai sekitar 30 ribu orang. Perseroan mengoperasikan lima pabrik rokok di Indonesia, yakni satu pabrik sigaret kretek mesin berlokasi di Pandaan, tiga pabrik sigaret kretek tangan berlokasi di Surabaya dan satu di Malang. Pada tahun 2007, PT HM Sampoerna Tbk. juga menjalin kerja sama dengan 37 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang memproduksi sigaret kretek tangan di berbagai wilayah di pulau Jawa. Ke-37 MPS tersebut mempekerjakan hampir 65 ribu karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor penjualan anak perusahaannya--PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas (“PT Panamas”)--dan melalui agen-agen rokok yang tersebar di Indonesia. Sejak bulan Februari 2005, PT Panamas ditunjuk sebagai distributor oleh PT Philip Morris Indonesia untuk menjual dan mendistribusikan rokok putih merek Marlboro dan merek-merek lainnya. Selain PT Panamas, Perseroan juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya mendukung usaha produksi dan pemasaran rokok Perseroan, antara lain PT Handal Logistik Nusantara, yang bergerak dalam jasa ekspedisi dan pergudangan, dan PT Sampoerna Printpack, yang bergerak dalam bidang percetakan dan industri produk kemasan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan anak perusahaan bersama-sama disebut “Grup”, karena memiliki kurang lebih 28.300 orang karyawan tetap. Pada tahun 1990 perusahaan melakukan penawaran umum saham sebanyak 27.000.000 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp.1000 (Rupiah penuh) per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp.12.600 (Rupiah penuh) per saham. Sejak saat itu, perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan modal saham.
1.2.Latar Belakang Analisis
Pada dasarnya yang melatar belakangi pembuatan analisis laporan keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna yaitu ingin mengetahui kualitas kinerja perusahaan tersebut. Sehingga kita dapat dengan jelas mengetahui arus kas, persediaan, ataupun laba/rugi yang terjadi di PT Hanjaya Mandala Sampoerna pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya analisis laporan keuangan tersebut kita dapat menilai profitabilitas (kemampuan menghasilkan keuntungan), solvabilitas (kemampuan memenuhi seluruh kewajibanya), likuiditas (kemampuan memenuhi kewajiban lancarnya), ataupun stabilitas (kemampuan mempertahankan usahanya) pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna.
Dengan adanya analisis laporan keuangan yang jelas dan nyata pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna, maka kita dapat menilai apakah keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat berdampak positif atau negatif pada perusahaan tersebut. Kita juga dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, atau justru banyak mengalami kemunduran.
1.3.Sistematika Analisis
Halaman Sampul Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
BAB I      PENDAHULUAN
                        1.1.Gambaran Umum Perusahaan
                        1.2.Latar Belakang Analisis
                        1.3.Sistematika Analisis
BAB II     DISKUSI ANALISIS RASIO
                 2.1.Analisis Perbandingan (Komparatif)
                 2.2.Analisis Presentase Per-Komponen (Common-Size)
                 2.3.Analisis Rasio
a. Rasio Lancar (Curent Ratio)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
c. Rasio Total Utang (Debt to Equity Ratio)
d. Rasio Perputaran Pesediaan (Inventory Turnover)
e. Rasio Total Aktiva (Total Assets Turnover)
BAB III   PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








BAB II : DISKUSI ANALISIS RASIO

            Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan. Salah satu tujuan utamanya yaitu untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan pokok pada trend, jumlah dan hubungan dan alasan perubahan – perubahan tersebut. Beberapa tehnik analisis dapat digunakan pada analisis laporan keuangan untuk menekankan pentingnya suatu data yang disajikan dan untuk mengevaluasi posisi perubahan. Beberapa tehnik analisis yang dapat digunakan antara lain : analisis komparatif, analisis common – size, analisis rasio dan masih banyak yang lainya.

2.1.Analisis Perbandingan (Komparatif)
            Langkah awal yang harus dilakukan jika menggunakan analisis perbandingan yaitu dengan cara menyajikan laporan keuangan secara komparatif seperti menyajikan laporan keuangan dua atau tiga tahun. Diharapkan dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif dapat diperoleh informasi mengenai pergerakan dan kecenderungan serta memberikan petunjuk untuk memprediksi masa depan. Berikut merupakan analisis perbandingan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan :

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
ASET




Aset lancar




Kas dan setara kas
499.362
527.681
28.319
5.67
Piutang usaha




 -Pihak ketiga-bersih
116.591
447.362
330.771
283.70
 -Pihak hubungan istimewa
16.347
48.658
32.311
197.66
Piutang lainya




 -Pihak ketiga
405.328
25.325
(380.003)
(93.75)
 -Pihak hubungan istimewa
167.096
198.758
31.662
18.95
Persediaan - bersih
7.657.848
9.539.067
1.881.219
24.56
Pajak dibayar dimuka
470.490
472.741
2.251
0.48
Uang muka pembelian tembakau
1.547.275
1.295.793
(251.482)
(16.25)
Beban dibayar dimuka dan




        aset lainya
156.950
133.259
(23.691)
(15.09)





Jumlah aset lancar
11.037.287
12.688.643
1.651.356
14.96





Aset tidak lancar




Aset pajak tangguhan
74.435
63.226
(11.209)
(15.05)
Penyertaan saham
22.373
20.587
(1.786)
(7.98)
Aset tetap - setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan sebesar
Rp. 2.099.422 pada tahun 2009  ( 2008 : Rp.1.725.765 )












4.329.506
4.310.194
(19.312)
(0.44)
Tanah untuk pengembangan
175.689
175.772
83
0.04
Godwill-bersih
313.014
275.167
(37.847)
(12.09)
Aset lainya - bersih
181.515
182.858
1.343
0.73



Jumlah aset tidak lancar
5.096.532
5.027.804
(68.728)
(1.34)



JUMLAH ASET
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.80

Analisis à Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 14,96 %. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena banyaknya kenaikan pada akun-akun aktiva lancar, kenaikan terbesar pada piutang usaha pihak ketiga-bersih sebesar 283,70 %. Pada aktiva tidak lancar terjadi penurunan sebesar 1,34 %. Penurunan tersebut dipengaruhi banyaknya penurunan pada aktiva tidak lancar dan penurunan terbesar pada aset pajak tangguhan sebesar 15,05 %.







PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008
(dalam jutaan rupiah,kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
KEWAJIBAN




Kewajiban jangka pendek




Pinjaman jangka pendek




 - Pihak ketiga
986.773
653.154
(333.619)
(33.81)
 - Pihak hubungan istimewa

94.002
94.002
100
Hutan usaha




 - Pihak ketiga
149.366
220.388
71.022
47.55
 - Pihak hubungan istimewa
325.294
267.752
(57.542)
(17.69)
Hutan lainya




 - Pihak ketiga
171.045
76.890
(94.155)
(55.05)
 - Pihak hubungan istimewa
99.316
187.755
88.439
89.05
Hutang pajak
954.540
864.402
(90.138)
(9.44)
Hutang cukai
2.501.174
2.827.137
325.963
13.03
Beban yang masih harus dibayar dan




       kewajiban estimasian
906.111
839.252
(66.859)
(7.38)
Hutan dividen
482.130
657.450
175.320
36.36
Pinjaman jangka panjang yang jatuh




       tempo dalam waktu satu tahun




 - Hutan obligasi
999.625

(999.625)
(100)
 - Hutang sewa pembiayaan
66.833
58.838
(7.995)
(11.96)



Jumlah kewajiban jangka pendek
7.642.207
6.747.030
(895.177)
(11.71)





Kewajiban jangka panjang




Kewajiban pajak tangguhan
27.506
19.161
(8.345)
(30.34)
Pinjaman jangka panjang




 - Hutang sewa pembiayaan
112.699
76.340
(36.359)
(32.26)
Pendapatan tangguhan
57.211
44.593
(12.618)
(22.05)
Kewajiban imbalan pasca - kerja
243.941
363.398
119.457
48.97



Jumlah Kewajiban jangka panjang
441.377
503.492
62.115
14.07





HAK MINORITAS
2.339
4.309
1.970
84.22





EKUITAS




Modal saham




      Modal dasar - 6.300.000.000




       nilai nominal Rp. 100




        ( Rupiah penuh ) per saham




Modal ditempatkan dan disetorkan




        penuh - 4.383.000.000




        saham biasa
438.300
438.300
-
Tanbahan modal disetor
42.077
42.077
-
Selisih kurs karena penjabaran




      laporan keuangan
658.094
614.275
(43.819)
(6.66)
Selisih transaksi perubahan ekuitas




      anak perusahaan
(29.721)
(29.721)
(-)
Saldo laba




 - dicadangkan
90.000
90.000
-
 - belum dicadangkan
6.849.146
9.306.658
2.457.512
35.88



Jumlah ekuitas
8.047.896
10.461.616
2.413.720
29.99



JUMLAH KEWAJIBAN DAN




      EKUITAS
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.81

Analisis à Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk kewajiban jangka pendek mengalami penurunan sebesar 11,71 %, penurunan terbesar  kewajiban jangka pendek pada hutang lainya pihak ketiga sebesar 55,05 %. Untuk kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 14,07 %, kenaikan terbesar kewajiban jangka panjang pada kewajiban imbalan pasca-kerja sebesar 48,97 % dan merupakan satu-satunya kenaikan pada kewajiban jangka panjang. Hak minoritas pada neraca komparatif di atas naik sebesar 84,22 %. Untuk ekuitas mengalami kenaikan sebesar 29,99 %, kenaikan terbesar ekuitas pada saldo laba- belum dicadangkan sebesar 35,88 %. Banyak akun pada ekuitas yang untuk tahun yang dibandingkan yaitu 2008 ke 2009 tidak mengalami perubahan atau tahun selanjutnya sama pada tahun sebelumnya seperti saldo laba dicadangkan, ataupun modal ditempatkan dan disetorkan penuh serta saham biasa.





PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Laporan laba rugi Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
Penjualan bersih
34.680.445
38.972.186
4.291.741
12.37





Beban pokok penjualan
24.695.196
27.737.465
3.042.269
12.32
Laba kotor
9.985.249
11.234.721
1.249.472
12.51
Beban usaha




Penjualan
2.955.457
3.148.441
192.984
6.53
Umum dan administrasi
804.559
788.513
(16.046)
(1.99)
Jumlah beban usaha
3.760.016
3.936.954
176.938
4.70
Laba operasi
6.225.233
7.297.767
1.072.534
(17.23)





(Beban)/ penghasilan lainya




Laba penjualan aset tetap
18.844
54.731
35.887
190.44
Penghasilan bunga
37.423
50.327
12.904
34.48
Beban pembiayaan
(166.846)
(166.606)
240
(0.14)
Amortisasi goodwill
(37.847)
(37.847)
-
100
Beban penurunan nilai aset
(69.403)
(4.487)
64.916
(93.53)
Beban kurtailmen dari




      program pensiun
(145.391)
-
(145.391)
100
Lain - lain bersih
(64.533)
19.335
83.868
(129.96)



Beban lainya - bersih
(427.753)
(84.547)
343.206
(80.23)
Bagian laba/(rugi) bersih


       perusahaan asosiasi
(191)
246
437
(228.79)
Laba sebelum pajak penghasilan
5.797.289
7.213.466
1.416.177
24.43
Beban pajak penghasilan


 - Kini
1.925.005
2.121.292
196.287
10.20
 - Tangguhan
(24.836)
2.864
27.700
(111.53)
Beban pajak penghasilan - bersih
1.900.169
2.124.156
223.987
11.79
Laba konsilidasi sebelum


       hak minoritas
3.897.120
5.089.310
1.192.190
30.59
Hak minoritas
1.840
1.971
131
7.12
Laba bersih
3.895.280
5.087.339
1.192.059
30.60
Laba per saham dasar




       (rupiah penuh) dihitung




        berdasarkan jumlah rata-rata




         tertimbang saham yang beredar




         sebesar 4.383.000.000 saham
899
1.161
262
29.14

Analisis à Pada laporan laba rugi komparatif di atas  PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mengalami laba, dengan laba bersih sebesar 30,60 %, laba tersebut dipengaruhi banyak akun diantaranya adanya kenaikan pada penjualan bersih sebesar 12,37 %, beban pokok penjualan juga naik sebesar 12,32 %. Untuk laba per saham dasar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. naik sebesar 29,14 %.

2.2.Analisis Persentase Per-Komponen (Common-Size)
            Laporan keuangan dalam presentase per-komponen menyatakan masing – masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Sebuah neraca yang disusun dalam presentase per-komponen dapat memberikan informasi  sebagai berikut :
Ø  Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tidak lancar.
Ø  Struktur modal yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Untuk laporan laba rugi yang disajikan dalam common-size menggambarkan distribusi setiap satu rupiah penjualan kepada masing masing elemen biaya dan laba. Berikut penyajian laporan keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan anak perusahaan dalam common-size :

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif Dalam Presentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah,kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Common Size %
2008
2009
2008
2009
ASET




Aset lancar




Kas dan setara kas
499.362
527.681
3.09
2.98
Piutang usaha
 -Pihak ketiga-bersih
116.591
447.362
0.72
2.52
 -Pihak hubungan istimewa
16.347
48.658
0.10
0.27
Piutang lainya
 -Pihak ketiga
405.328
25.325
2.51
0.14
 -Pihak hubungan istimewa
167.096
198.758
1.03
1.12
Persediaan - bersih
7.657.848
9.539.067
47.46
53.84
Pajak dibayar dimuka
470.490
472.741
2.92
2.67
Uang muka pembelian tembakau
1.547.275
1.295.793
9.59
7.31
Beban dibayar dimuka dan
        aset lainya
156.950
133.259
0.97
0.75

Jumlah aset lancar
11.037.287
12.688.643
68.41
71.62

Aset tidak lancar
Aset pajak tangguhan
74.435
63.226
0.46
0.36
Penyertaan saham
22.373
20.587
0.14
0.17
Aset tetap - setelah dikurangi
      Akumulasi penyusutan sebesar
       Rp. 2.099.422 pada tahun 2009
       ( 2008 : Rp.1.725.765 )
4.329.506
4.310.194
26.83
24.33
Tanah untuk pengembangan
175.689
175.772
1.09
0.99
Godwill-bersih
313.014
275.167
1.94
1.55
Aset lainya - bersih
181.515
182.858
1.12
1.03

Jumlah aset tidak lancar
5.096.532
5.027.804
31.59
28.38

JUMLAH ASET
16.133.819
17.716.447
100
100

Analisis à Pada neraca komparatif dalam presentase per-komponen di atas, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk aktiva lancarnya tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Jumlah aktiva lancar tahun 2009 sebesar 71,62 %, sedangkan tahun 2008 hanya 68,41 %. Untuk aktiva tidak lancarnya tahun 2008 lebih besar dari tahun 2009. Jumlah aktiva tidak lancar tahun 2008 sebesar 31,59 %, sedangkan tahun 2009 hanya 28,38 %.
Pada masing – masing pos, untuk tahun 2008 posisi aktiva lancarnya lebih besar dari aktiva tidak lancar. Persentase aktiva lancarnya sebesar 68,41 %. Akun terbesar jumlah persentasenya pada aktiva lancar yaitu pada persediaan bersih sebesar 47,46 %. Persentase aktiva tidak lancar sebesar 31,59 %. Jumlah terbesar pada aktiva tidak lancar yaitu pada aset tetap setelah dikurangi penyusutan sebesar 26,83 %.
Sedangkan untuk tahun 2009, sama halnya dengan tahun 2008. Posisi aktiva lancar lebih besar dari aktiva tidak lancar. Persentase aktiva lancar tahun 2009 sebesar 71,62 %. Persentase terbesar pada persediaan bersih sebesar 53,84 %. Persentase aktiva tidak lancar sebesar 28,38 %. Jumlah terbesar aktiva tidak lancar pada aset tetap setelah dikurangi penyusutan sebesar 24,33 %.

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif Dalam Presentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah,kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Common Size %
2008
2009
2008
2009
KEWAJIBAN




Kewajiban jangka pendek



Pinjaman jangka pendek




 - Pihak ketiga
986.773
653.154
6.12
3.69
 - Pihak hubungan istimewa
94.002
0.53
Hutan usaha
 - Pihak ketiga
149.366
220.388
0.92
1.24
 - Pihak hubungan istimewa
325.294
267.752
2.02
1.51
Hutan lainya
 - Pihak ketiga
171.045
76.890
1.06
0.43
 - Pihak hubungan istimewa
99.316
187.755
0.61
1.06
Hutang pajak
954.540
864.402
5.92
4.88
Hutang cukai
2.501.174
2.827.137
15.50
15.96
Beban yang masih harus dibayar dan
       kewajiban estimasian
906.111
839.252
5.62
4.74
Hutan dividen
482.130
657.450
2.99
3.71
Pinjaman jangka panjang yang jatuh
       tempo dalam waktu satu tahun
 - Hutan obligasi
999.625
6.19
 - Hutang sewa pembiayaan
66.833
58.838
0.41
0.33

Jumlah kewajiban jangka pendek
7.642.207
6.747.030
47.37
38.08

Kewajiban jangka panjang
Kewajiban pajak tangguhan
27.506
19.161
0.17
0.11
Pinjaman jangka panjang
 - Hutang sewa pembiayaan
112.699
76.340
0.70
0.43
Pendapatan tangguhan
57.211
44.593
0.35
0.25
Kewajiban imbalan pasca - kerja
243.941
363.398
1.51
2.05

Jumlah Kewajiban jangka panjang
441.377
503.492
2.73
2.84

HAK MINORITAS
2.339
4.309
0.01
0.02

EKUITAS
Modal saham
      Modal dasar - 6.300.000.000
       nilai nominal Rp. 100
        ( Rupiah penuh ) per saham
Modal ditempatkan dan disetorkan
        penuh - 4.383.000.000
        saham biasa
438.300
438.300
2.72
2.47
Tanbahan modal disetor
42.077
42.077
0.26
0.24
Selisih kurs karena penjabaran
      laporan keuangan
658.094
614.275
4.08
3.47
Selisih transaksi perubahan ekuitas
      anak perusahaan
(29.721)
(29.721)
(0.18)
(0.17)
Saldo laba
 - dicadangkan
90.000
90.000
0.56
0.51
 - belum dicadangkan
6.849.146
9.306.658
42.45
52.53

Jumlah ekuitas
8.047.896
10.461.616
49.88
59.05

JUMLAH KEWAJIBAN DAN
      EKUITAS
16.133.819
17.716.447
100
100

Analisis à Pada neraca komparatif dalam presentase per-komponen di atas, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk kewajiban jangka pendek tahun 2008 lebih besar dari tahun 2009. Persentase kewajiban jangka pendek tahun 2008 sebesar 47,37 %, sedangkan tahun 2009 hanya 38,08 %. Untuk kewajiban jangka panjang tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Persentase kewajiban jangka panjang tahun 2009 sebesar 2,84 %, sedangkan tahun 2008 selisih tipis hanya 2,73 %. Untuk jumlah ekuitasnya, tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Persentase ekuitas tahun 2009 sebesar 59,05 %, sedangkan tahun 2008 hanya 49,88 %.
            Pada masing – masing pos, untuk tahun 2008 persentase kewajiban jangka pendek lebih besar dari pada kewajiban jangka panjang. Jumlah persentase kewajiban jangka pendek sebesar 47,37 %, sedangkan kewajiban jangka panjang hanya 2,73 %. Untuk perbandingan antara kewajiban dan ekuitas tahun 2008 masih besar jumlah kewajibanya. Persentase total kewajiban sebesar 50,10 %, sedangkan persentase ekuitas selisih sedikit yaitu 49,88 %.
Untuk tahun 2009 persentase kewajiban jangka pendek juga lebih besar dari jangka panjang. Persentase kewajiban jangka pendek tahun sebesar 38,08 %, sedangkan kewajiban jangka panjang hanya 2,84 %. Tetapi untuk perbandingan ekuitas dan kewajiban, jumlah ekuitas lebih besar yaitu 59,05 %, sedangkan total kewajiban hanya 40,92 %.

 PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Laporan laba rugi Komparatif Dalam Presentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)
Neraca
31-Des
Common Size %
2008
2009
2008
2009
Penjualan bersih
34.680.445
38.972.186
100
100



Beban pokok penjualan
24.695.196
27.737.465
71.21
71.17
Laba kotor
9.985.249
11.234.721
28.79
28.83
Beban usaha


Penjualan
2.955.457
3.148.441
8.52
8.08
Umum dan administrasi
804.559
788.513
2.32
2.02
Jumlah beban usaha
3.760.016
3.936.954
10.84
10.10
Laba operasi
6.225.233
7.297.767
17.95
18.72



(Beban)/ penghasilan lainya


Laba penjualan aset tetap
18.844
54.731
0.05
0.14
Penghasilan bunga
37.423
50.327
0.11
0.13
Beban pembiayaan
(166.846)
(166.606)
(0.48)
(0.43)
Amortisasi goodwill
(37.847)
(37.847)
(0.11)
(0.10)
Beban penurunan nilai aset
(69.403)
(4.487)
(0.20)
(0.01)
Beban kurtailmen dari


      program pensiun
(145.391)
-
(0.42)
-
Lain - lain bersih
(64.533)
19.335
(0.19)
0.05



Beban lainya - bersih
(427.753)
(84.547)
(1.23)
(0.27)
Bagian laba/(rugi) bersih


       perusahaan asosiasi
(191)
246
(0.00)
0.00
Laba sebelum pajak penghasilan
5.797.289
7.213.466
16.72
18.51
Beban pajak penghasilan


 - Kini
1.925.005
2.121.292
5.55
5.44
 - Tangguhan
(24.836)
2.864
(0.07)
0.00
Beban pajak penghasilan - bersih
1.900.169
2.124.156
5.48
5.45
Laba konsilidasi sebelum


       hak minoritas
3.897.120
5.089.310
11.24
13.06
Hak minoritas
1.840
1.971
0.01
0.00
Laba bersih
3.895.280
5.087.339
11.23
13.05
Laba per saham dasar


       (rupiah penuh) dihitung


        berdasarkan jumlah rata-rata


         tertimbang saham yang beredar


         sebesar 4.383.000.000 saham
899
1.161
0.00
0.00

Analisis  à Pada laporan laba rugi komparatif dalam presentase per-komponen di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk laba bersihnya tahun 2008 lebih besar dari tahun 2007. Persentase laba bersih tahun 2008 sebesar 13,05 %, sedangkan tahun 2007 hanya 11,23 %. Sedangkan untuk laba kotor tahun 2007 dan 2008 hanya selisih tipis, tahun 2007 sebesar 28,79 % dan tahun 2008 lebih unggul sedikit yaitu sebesar 28,83 %.
            Pada masing – masing pos, untuk tahun 2008 banyak biaya – biaya atau beban yang berkurang. Sama halnya dengan tahun 2009, banyak biaya – biaya yang berkurang. Sedangkan untuk penjualan dan laba mengalami peningkatan.

2.3.Analisis Rasio
            Analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang paling banyak digunakan, karena dapat membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
a.Rasio Lancar (Current Ratio) : kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus : Aktiva Lancar
              Kewajiban Lancar
Ø  Rasio Lancar tahun 2008 à 11.037.287   = 1,44
                                              7.642.207
( terdapat 1,44 aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )
Ø  Rasio Lancar tahun 2009 à 12.688.643    = 1,88
                                                6.747.030
( terdapat 1,88 aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )
Analisis à Rasio lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Artinya bahwa perusahaan mampu mengolah aktiva lancar tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008. Tahun 2009 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya lebih besar dari pada tahun 2008. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena adanya kenaikan pada aktiva lancar sebesar 14,96 % dari 2008 ke 2009, dan adanya penurunan pada kewajiban lancar sebesar 11,71 % dari tahun 2008 ke 2009. Pada rasio lancar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar memanfaatkan persediaan,faktor ini juga mempengaruhi kenaikan rasio lancar karena persediaan naik sebesar 24,56 %.
Daftar Rasio Lancar Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
CR
PT BAT Indonesia Tbk.
2,08
PT Bentoel International Investama Tbk.
2,48
PT Gudang Garam Tbk
2,22

Perbandingan Rasio Lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Lancar Rata-rata Industri tahun 2008 :
CR PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
CR Rata-rata
1,44
2,66

Komentar à Rasio lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2008 lebih kecil jika dibandingkan dengan rasio lancar rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk kurang bisa mengoptimalkan dalam pengelolaan aktiva lancar untuk membayar kewajiban jangka pendeknya jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.

b.Rasio Cepat (Quick Ratio) : Rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lancar membayar kewajiban lancar tanpa memanfaatkan persediaan (minus persediaan).
Rumus : Aktiva Lancar – Persediaan
                      Kewajiban Lancar

Ø  Rasio Cepat tahun 2008 à 11.037.287 – 7.657.848    = 0,44
                                                      7.642.207
( terdapat 0,44 aktiva lancar tanpa persediaan yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )

Ø  Rasio Cepat tahun 2009 à 12.688.643 – 9.539.067     = 0,47
                                                      6.747.207
( terdapat 0,47 aktiva lancar tanpa persediaan yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )

Analisis à Rasio cepat PT Hanjaya Mandala Sampoerna tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Artinya perusahaan mampu mempergunakan aktiva lancar untuk membayar kewajiban lancar tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008, walaupun kenaikan rasio tersebut tidak memanfaatkan persediaan yang juga mengalami kenaikan. Pada rasio cepat hanya menggunakan aktiva lancar, artinya perusahaan mampu memanfaatkan aktiva lancar dengan baik, karena selain kenaikan pada persediaan yang tidak berpengaruh pada rasio cepat, juga diikuti kenaikan pada piutang usaha-pihak ketiga bersih sebesar 283,70 % dan pihak hubungan istimewa sebesar 197,66 %, piutang lainya-pihak hubungan istimewa sebesar 18,95 %, kas dan setara kas sebesar 5,67 %, serta kenaikan pada pajak dibayar dimuka sebesar 0,48 %. Selain itu juga didukung dengan banyaknya penurunan pada kewajiban lancar, dengan penurunan terbesar pada hutang lainya-pihak ketiga sebesar 55,05 %.
c.Rasio Total Utang (Debt to Equity Ratio) : digunakan untuk mengukur utang jangka panjang dalam struktur modal suatu perusahaan (kondisi utang jangka panjang suatu perusahaan).
Rumus : Total Utang
               Total Aktiva
Ø  Rasio Total Utang tahun 2008 à 7.642.207 + 441.377    = 0,51
                                                              16.133.819
( perusahaan harus menyediakan 0,51 % dari modal yang dimiliki untuk melunasi utang terhadap pemberi pinjaman )
Ø  Rasio Total Utang tahun 2009 à 6.747.030 + 503.492    = 0,40
                                                                17.716.447
( perusahaan harus menyediakan 0,40 % dari modal yang dimiliki untuk melunasi utang terhadap pemberi pinjaman )

Analisis à Rasio total utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2009 lebih kecil dari tahun 2008. Disini perusahaan mampu lebih banyak menggunakan ekuitas untuk melunasi hutang dari pada menggunakan kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Itu menunjukan bahwa tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008 karen adanya kenaikan pada ekuitas sebesar 29.99 % dan penurunan pada kewajiban jangka pendek sebesar 11,71 %, walaupun adanya kenaikan pada kewajiban jangka panjang sebesar 14,07 %.
Daftar Rasio Total Utang Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
DER
PT BAT Indonesia Tbk.
1,11
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,58
PT Gudang Garam Tbk
0,56

Perbandingan Rasio Total Utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Total Utang Rata-rata Industri tahun 2008 :
DER PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
DER Rata-rata
0,51
1,08

Komentar à Rasio Total Utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih kecil dari rasio total utang rata-rata perusahaan di bidang sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih baik dalam hal pendanaan perusahaan dari pada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mampu mengoptimalkan ekuitas serta memperkecil jumlah kewajiban yang harus dibayarkan dari pada perusahaan lain yang sejenis.

d.Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) : digunakan untuk mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam mengelola persediaan (juga dapat mengindikasikan likuiditas perusahaan).
Rumus : Harga Pokok Penjualan
                      Persediaan
Ø  Rasio Perputaran Persediaan tahun 2008 à 24.695.196    = 3,22
                                                                         7.657.848
( perusahaan melakukan perputaran persediaan sebanyak 3,22 kali dalam setahun )
Ø  Rasio Perputaran Persediaan tahun 2009 à 27.737.465    = 2,90
                                                                         9.539.067
( perusahaan melakukan perputaran persediaan sebanyak 2,90 kali dalam setahun )

Analisis à Rasio perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tahun 2009 lebih kecil dari tahun 2008. Rasio perputaran persediaan pada tahun 2009 cukup baik,tetapi masih lebih baik pada tahun 2008. Dari tahun 2008 ke 2009 untuk persediaan dan beban pokok penjualan sama-sama mengalami kenaikan yaitu 24,56 % pada kenaikan persediaan dan 12,32 % pada beban pokok penjualan. Artinya bahwa untuk tahun 2008 perusahaan lebih mampu mengoptimalkan jumlah perputaran persediaanya dibandingkan tahun 2009.

Daftar Rasio Perputaran Persediaan Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
ITO
PT BAT Indonesia Tbk.
7,77
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,82
PT Gudang Garam Tbk
1,85


Perbandingan Rasio Perputaran Persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Perputaran Persediaan Rata-rata Industri tahun 2008 :
ITO PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
ITO Rata-rata
3,22
3,81

Komentar à Rasio perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih kecil jika dibandingkan dengan rasio perputaran ppersediaan rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna masih kalah dalam mengelola persediaan yang ada, perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dalam waktu satu tahun  masih lebih sedikit jika dibandingkan rasio perputaran persediaan rata-rata perusahaan sejenis.

e.Rasio Total Aktiva (Total Assets Turnover) : digunakan untuk mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tersebut.
Rumus : Penjualan Bersih
               Rata-rata Total Aktiva
Ø  Rasio Total Aktiva tahun 2008 à 34.680.445    = 2,15
                                                        16.133.819
( kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total aktiva untuk memperoleh penghasilan / melakukan penjualan sebanyak 2,15 kali )
Ø  Rasio Total Aktiva tahun 2009 à 38.972.186    = 2,19
                                                        17.716.447
( kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total aktiva untuk memperoleh penghasilan / melakukan penjualan sebanyak 2,19 kali )

Analisis à Rasio Total Aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2009 lebih besar dari pada tahun 2008. Artinya pada tahun 2009, perusahaan lebih bisa mengoptimalkan pemanfaatan total aktiva untuk memperoleh penghasilan/untuk penjualan lebih baik dari pada tahun 2008. Dapat dilihat dengan adanya peningkatn pada penjualan bersih sebesar 12,37 %.
Daftar Rasio Total Aktiva Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
TATO
PT BAT Indonesia Tbk.
2,69
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,33
PT Gudang Garam Tbk
1,26



Perbandingan Rasio Total Aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Total Aktiva Rata-rata Industri tahun 2008 :
TATO PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
TATO Rata-rata
2,15
1,76

Komentar à Rasio total aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih besar jika dibandingkan dengan rasio total aktiva rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih baik dalam melakukan pemanfaatan total aktiva. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mampu lebih banyak melakukan penjualan dalam waktu satu tahun dari pada perusahaan sejenis.










BAB III  : KESIMPULAN
            Setelah melakukan analisa laporan keuangan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut sudah cukup baik, karena dapat dilihat dari tahun yang dibandingkan yaitu tahun 2008 dan 2009 perusahaan tersebut mengalami laba yang kenaikannya cukup besar. Penjualan perusahaan tersebut juga meningkat cukup baik. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. juga lebih banyak menggunakan ekuitas untuk pendanaan perusahaanya dari pada menggunakan hutang.
            Namun jika dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. masih kalah dalam penggunaan aktivanya. PT Hanjaya Mandala Sampoerna juga kurang dalam pengoptimalan perputaran persediaannya. Kelebihan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dari pada perusahaan lain yang sejenis yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna mampu lebih baik dalam hal pendanaan perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.














DAFTAR PUSTAKA

Novita Suryandari,SE,Ak. Diktat analisis kinerja perusahaan. 2011. Purworejo.  STIE Rajawali.
Novita Suryandari,SE,Ak. Power point diskusi analisis perusahaan. 2011. Purworejo. STIE Rajawali.
http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures_and_report/pages/financial_reports.aspx
Id.wikipedia.org/wiki/analisis-keuangan
Shelmi.wordpress.com/2009/03/31/prinsip-dasar-laporan-keuangan/
















LAMPIRAN
v  Perhitungan Rasio Rata-rata Industri tahun 2008 :
1.Rasio Lancar ( Curent Ratio) rata-rata
   CR rata-rata à CR1 + CR2 + CR3    = 2,08 + 2,48 + 2,22    = 2,26
                                        3                                      3

2.Rasio Total Utang ( Debt to Equity Ratio ) rata-rata
   DER rata-rata à DER1 + DER2 +DER3    = 1,11 + 1,58 + 0,56    = 1,08
                                                 3                                       3

3.Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover ) rata-rata
   ITO rata-rata à ITO1 + ITO2 + ITO3    = 7,77 + 1,82 + 1,85    = 3,81
                                             3                                       3

4.Rasio Total Aktiva ( Total Assets Turnover ) rata-rata
   TATO rata-rata à TATO1 + TATO2 + TATO3    = 2,69 + 1,33 + 1,26    = 1,76
                                                        3                                             3

 
Template Design By:
SkinCorner